Minggu, 08 Juli 2018

PENGALAMAN SELEKSI PT. KAWAN LAMA SEJAHTERA

Assalamualaikum wr.wb, jadi feed kali ini merupakan salah satu janji yang aku buat dengan diriku sendiri jika bisa lolos di PT. Kawan Lama Sejahtera. Dan ini merupakan satu dari sekian baaaanyaaak perusahaan yang pernah aku coba. Singkatnya aku akan cerita pengalaman aku mengikuti tes MT nya (Management Trainee) dan Walk in Test as General Affair.

MANAGEMENT TRAINEE KAWAN LAMA GROUP

Buat kalian yang belum tau apa itu PT. Kawan Lama Sejahtera dan perusahaan apa saja yang dinaunginya, you should check this link First www.kawanlama.com
1.    
      Seleksi Berkas
Sekitar Bulan Februari 2018 aku apply by email (kalo gak salah) untuk ikut seleksi program MT di perusahaan tersebut seperti CV, Cover Letter, Transkrip dan berkas-berkas penting lainnya

2.    Psikotest Awal
Tanggal 19 Februari akhirnya aku ikut Psikotest awal di Gedung Kawan Lama Jl. Juanda dan make sure kalo kalian datang on time, karena tesnya dibikin per sesi. Dan aku termasuk di kloter pertama beserta kurang lebih 70 orang lainnya. Psikotest awal ini berisi sekitar 50 soal dengan waktu yang sangat singkat dan dengan berbagai tipe soal, numerik, bangun ruang, dll. Karena waktunya sangat terbatas dan gak mungkin keisi semua, jadi pastikan kalian mengerjakan soal yang kalian rasa mudah dan tidak terpaku di satu soal saja. Nah karena aku mempunyai kemampuan spasial yang buruk, jadi soal sejenis bayangan bangun dan arah mata angin selalu aku hindari.

Setelah waktu habis dan lembar jawaban dikumpulkan, semua peserta diharuskan memperkenalkan diri di depan HRD secara singkat, karena ini perusahaan retail usahakan kalian berpakaian rapi dan dandan secukupnya. Saat perkenalan aku pake bahasa inggris, kenapa ? Karena bahasa inggris salah satu penilaian yang diutamakan di MT Kawan Lama ini. 10 menit kemudian hasil tes keluar dan hanya sekitar 25 orang yang lolos di tahapan selanjutnya, gak ada setengahnya :D. Begitupun dengan kloter selanjutnya

3.    Psikotes Lengkap dan Interview
Sekitar tanggal 26 Februari 2018 di gedung yang sama seluruh peserta yang lolos tahap 1 mengikuti Psikotest lengkap dan interview. Diawali dengan Company profil by HRD Head Office dan disitu benar2 dijelaskan seperti apa program MT, Biaya penalti sampai jumlah uang saku yang didapat (gaji segede itu mereka bilang uang saku :D). Btw, tes hari ini dimulai pagi sampe habis magrib karena tesnya sangat banyak, seperti Form data pelamar, TPA Lengkap hampir seribu soal, kelebihan dan kekurangan, rencana 5 tahun ke depan dan lagi lagi I wrote the description about myself in english, eventhough I am really bad at Grammar but yeah thats all I could do.

Surprisingly, di tengah-tengah fokus ngerjain psikotes, kita diminta untuk presentasi mengenai diri kita di depan semua peserta and again using english (wajib). Wagelaseehhh hampir semua peserta gak persiapan apa-apa, termasuk aku dan jadi ngeblank tiba-tiba. But untungnya setelah wisuda aku mengikuti beberapa program di kampung inggris Pare yang salah satunya Job Interview dan Speaking. Believe me that was really helpfull improving your skill to speak in front of people, especially HRD. And I really recomend it for you. Usahakan apa yang kalian sampaikan “sedikit menjual” it means bisa meyakinkan pihak HRD Kalau kalian layak ada di program MT. Setelah tes selesai kita mendapat jadwal interview untuk keesokan harinya.

4.    Interview
Jadi setelah Company profil kemarin ada 1 kalimat yang diutarakan Bapak HRD yaitu “Jika kalian tidak sedang mengejar karir yang tinggi, maka keputusan kalian untuk berada di sini salah besar”. Dan dengan sangat matang aku tidak mengikuti tahapan interview dan bahkan aku mundur di beberapa tes MT lainnya yang saat itu masih on going karena alasan pribadi, bukan karena perusahaannya ya.

Next aku akan cerita bagaimana proses seleksi non MT PT. Kawan Lama Sejahtera sehingga bisa lolos sebagai General Affair. Kenapa Kawan Lama lagi ? karena sejak Company profil di MT kemarin aku sangat tertarik dengan perusahaan retail yang menurutku bonafit dan yaaah kalian akan tau sendiri nanti kalo sudah jadi karyawan disini wkwk. Buat temen-temen yang ingin mengejar karir yang tinggi MT Kawan Lama boleh menjadi salah satu prioritas yang dicoba (Trust me)

WALK IN INTERVIEW KAWAN LAMA SEJAHTERA (ACE HARDWARE DAN INFORMA)

Jadi Sekitar tanggal 4 Mei 2018 diadakan walk in interview dengan beberapa posisi (sekitar 20 maybe) seperti Spv, HRD, Sales, CS, Installer, GA, dll. Mungkin aku disini akan cerita lebih detail tentang GA yess karena lebih related dengan pengalamanku. Dan aku baru tau setelah masuk bahwa GA atau General Affair sama dengan sekretaris manager so thats why hanya ada 1 GA dalam setiap store.
1.   
      Psikotest
Psikotest awal sistemnya sama dengan psikotes MT, soalnya pun sama persis. Dan juga selanjutnya ada perkenalan di depan HRD, pas disini aku pake bahasa Indonesia yaa karena ya ini bukan MT gitu loh wkwk. Sekitar 15 menit diumumin siapa saja yang lolos dan mengikuti interview HRD Di hari yang sama.

2.   Interview HRD
Sebelum interview semua peserta yang lolos wajib mengisi form data pelamar lengkap yang sudah disediakan oleh pihak perusahaan, dan ternyata form nya pun sama seperti pas aku tes MT kemarin. Oh ya kita diperbolehkan memilih maksimal 3 posisi yang diinginkan, saat itu aku pilih Customer Service dan General Affair. Inti dari interview ini adalah mengapa kalian layak di posisi tersebut, yang pasti berikan alasan yang rasional dan meyakinkan tentang posisi yang kalian lamar. Interview ini gak beda jauh kok sama interview HRD di perusahaan lain.

3.    Interview User
Sekitar tanggal 6 Mei aku mendapat panggilan untuk mengikuti tes lanjutan tanggal 8 Mei.
Interview user ini aku juga bingung dinilai dari apa karena lebih singkat banget dan pertanyaannya pun basic seputar jobdesk posisi yang kita ambil. Terus aku mikir apa yang aku sampaikan ke pihak user kurang meyakinkan, jadilah aku punya inisiatif untuk menjelaskan tanpa perlu ditanya. Maksudnya aku lebih aktif menjelaskan mengenai apa yang mampu aku berikan ke perusahaan ini dan seperti apa cara kerjaku, dan ternyata justru dengan cara seperti itu pihak user merespons positif dan akhirnya beliau jadi lebih aktif bertanya.

4.    Interview User Greater Jakarta
Tanggal 14 Mei aku mendapat sms yang intinya agar HP tetap on karena akan ada interview lanjutan lagi. Aku mikir Interview User kemarin merupakan tahap akhir, karena ada beberapa temanku setelah Interview HRD Langsung Finalisasi (Kan syedihh aku L ), tapi justru aku masih harus interview lagi. Jadi interview user itu kita di telp oleh pihak pusat atau Jakarta, dan oon nya pas di telp aku lagi di salah satu kafe efeknya gak terlalu kedengaran suara bapaknya.

Pertanyaannya seputar apa jobdesk posisi nanti, dan karena feeling aku akan di posisi GA jadi ya aku jelaskan pengetahuan aku di bidang ini. FYI Sampe di tahap ini pun aku gak tahu apakah nantinya aku sebagai CS atau GA, aku pun tidak terlalu berharap lolos di posisi GA karena mereka mengutamakan yang berpengalaman dan memang GA saingannya banyak. Malamnya aku di telp oleh HRD yang intinya lolos dan ditawari untuk jadi GA. Serius aku langsung bilang iyaa, ya secara aku gak nyangka dipilih jadi GA Kawan Lama, bahkan CS pun aku juga tetep ambil. Dan beliau juga bilang bahwa aku diposisikan sebagai GA Informa.

5.    Finalisasi dan TTD Kontrak
Tanggal 15 Mei aku diwajibkan mengurus semua berkas pendukung seperti NPWP, Rek. BCA, SKCK, Surat sehat, dll. Dan karena aku kepo jadi aku tanya ke pihak HRD yang intinya mengapa proses saya lebih panjang daripada teman-teman lain yang bahkan hanya sampai di Interview User. Beliau pun menjawab “ya karena mbak bintan ketrima sebagai sekretaris manager, otomatis pihak manager harus klik dengan mbak bintan”.

Jadi itu tadi sedikit pengalaman saya mengikuti tes di PT. Kawan Lama Sejahtera, semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman dan jika ingin bertanya atau memberi masukan jangan sungkan tulis di kolom komentar. Terimakasih.

“Your Dream Job May Not Be Your First Job, but thats Okay. And don’t let anyone rush you with their timelines because everyone is running on their own time. You’re not late or Not Early”

Kamis, 01 Maret 2018

Aku Mencintaimu, Senja

Jika waktu mengijinkan, aku ingin menjadi senja.

Sebab…

Senja tak pernah menyalahkan awan kelabu yang sering menutupi keindahannya.

Senja sebuah lambang keikhlasan hati terdalam, menerima segala garis yang telah digariskan.

Ketika separuh bumi gelap, langit menyisakan sedikit cahaya jingga untuk kita.

Sesaat jingga menghilang dalam senja yang larut di batas waktu.

Bukankah kau tau bahwa senja akan segera berlalu?

Senja tak pernah salah.

Senja hanya semakin menjauh.

Senja mengisyaratkan, “jangan mengagumiku, aku tak ada disepanjang waktu. Tunggu aku, saat mentari menyeberang batas antara ada dan tak ada. Aku hanya sekilas, sesudahnya aku hanya ketiadaan yang bahkan tak sempat engkau rengkuh”.

Ketika ada dan tiada sejenak menyatu.

Ada yang beringsut menjauh.

Ada yang perlahan merengkuh.

Senja selalu seperti ini. Perlahan datang dan seketika menghilang.

Tergantikan keremangan malam, menyisakan kehampaan.

Bayanganku mengais sisa terang sebelum terkubur kegelapan malam yang panjang.

Kita bisa memandanginya bersama, berdua, sendiri atau malah berlalu begitu saja tanpa pernah tau artinya.

Ruam-ruam rindu menyembul melantunkan nada memekikan telinga. Senyap menduga, mulut tak mampu bicara jika ia merindukan senja.

Ku nikmati rindu yang tercipta oleh lengkung jingga, bersama adukan kopi mencoba untuk bernostalgia dan melupakan segenap prahara yang ada.

Namun ia tak pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam dari pandangan mata, apalagi hati.

Mungkin bagimu senja hanya sebuah angin yang simpang siur disekitaran api unggun. Hingga mematikan api itu perlahan, begitu pula aku.

Pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.

Rabu, 31 Januari 2018

Dibalik Layar



Sebenernya topik kali ini sudah sangat mainstream di era sekarang, “zaman now” kalau katanya mbak mbak selebgram. Tapi seiring dengan pola pikir mereka di zaman now, ada beberapa hal yang sebenarnya “menyimpang” justru dianggap sesuatu yang alamiah, natural.

Judging stranger ? Its natural.

Blaming each other ? Thats fair.

Lalu pertanyaannya, apakah semua perbuatan  baik ataupun buruk akan dikembalikan ke konsep “manusia tidak ada yang sempurna” atau “Allah maha pemaaf” ?

Actually its not as simple as that.

Akhir – akhir ini saya merasa sangat gemas dengan beberapa orang yang justru ada di sekitar saya dan saya pun sangat mengenal baik mereka. Mengapa banyak sekali yang terlalu mudah mendescreate orang lain hanya berdasar perspektif ataupun sudut pandang mereka ?

Oke lets talk about the case. Jadi ketika saya buka salah satu sosial media, muncul postingan si mas yang sedang mengomentari satu film Indonesia yang pada saat itu lagi booming. Lebih tepatnya mengkritik sisi buruknya film itu, A, B, C dia sebutin lah “bad side” nya dan ujung-ujungnya membandingkan dengan film lain.

Di kesempatan lain, saya mendapati salah satu cuitan yang intinya berkomentar atau menyatakan ketidaksukaannya terhadap ceramah salah satu ustadz. Kalau gak salah ceramah beliau tentang “Hukum mengucapkan selamat natal dalam perspektif islam”. Mungkin si mas ini tidak sependapat dengan isi ceramah tersebut dan akhirnya menuangkan kekesalannya lewat sosial media dengan menjudge buruk ustad tersebut.

Sebenarnya tidak masalah untuk ikut beropini atau mengkritisi sesuatu hal. Kita wajib untuk berpikir kritis, asalkan tidak dengan menjatuhkan atau meremehkan pendapat orang lain. Dan bukan sesuatu yang salah untuk berkomentar di sosial media, toh itu juga akunnya sendiri, dia berhak atas untuk apa sosial media itu sendiri. Tapi bukankah lebih baik berpikir dua atau tiga kali dalam menuliskan sesuatu di ruang media publik. People said that what do you write describes who you are. Jadi jangan kaget kalau akunku isinya caption baper cause I am kind of melankolis person (lah malah curhat :D ).

Back to the topic ! Mungkin ada baiknya sebelum menilai sesuatu entah itu Film, Content Youtube, Ceramah, atau lainnya lihat dari sudut pandang lain. Istilahnya brainstorming mindset agar “oh ini loh ternyata untuk berperan di film itu harus ke luar negeri ninggalin anak istri, harus nyempetin tidur di kolong meja di sela-sela break syuting, harus ini lah itu lah”. Mungkin kita gak pernah terpikir juga kan sesusah apa perjuangan seorang ustad untuk bisa dapet beasiswa di Al Azhar, seberapa susahnya merantau dan menghafal Al Quran atau sepayah apa seorang youtuber membeli kamera,bagaimana ia harus berkali-kali membunuh rasa malu untuk bisa tampil PD di depan vlognya, dll.

Setidaknya meskipun kita mempunyai pandangan berbeda dengan orang lain ya cukuplah untuk pembelajaran kita sendiri, lha wong gurunya juga beda. Misalnya nih ada yang setuju dengan pendapat Cak Nun tapi gak setuju dengan Ust. Khalid ya sudah tidak perlu membeda-bedakan mana yang benar atau salah. Gak perlu juga dong menuliskan di twitter dan membanding-bandingkannya. Toh buat apa ? Apakah ilmu kita sudah sangat cukup untuk mengomentari pendapat beliau ? Cukup ambil yang sesuai dengan keyakinan kita, yang selaras dengan prinsip kita. Misalnya lagi kita nemu content youtube yang isinya gak sama dengan pendapat kita, cukuplah buat pembelajaran kita. Gak perlu juga kasih bad coment ataupun dislike, mungkin kita bisa berpikir “oh iya dia masih sedang belajar ngeyoutube, beli tripod, kamera, ini itu dll”. Please remind that we are just a VIEWER. Kita gak tahu seberapa susahnya orang yang ada di BALIK LAYAR.

Yahh sebenarnya sifat alami manusia memang untuk menilai satu sama lain, tapi ada lebih baiknya KEEP buat kita sendiri, jadikan untuk pembelajaran diri kita agar gak seperti orang yang kita Judge. Mungkin kalo aku pribadi gak perlu lah untuk ngeshare di sosial media kita, bahaya kalau follower kita jadi punya “bad impression” juga, siapa tau gara-gara cuitan buruk kita malah orang-orang gak jadi nonton Ayat-Ayat Cinta 2 nanti, wkwkw. Jangan dianggap menggurui ya, akupun masih sangat minim ilmu dan butuh belajar untuk lebih bijak memanfaatkan sosial media. Tapi apa salahnya mengajak orang lain untuk belajar bersama ?

“Be a critical, but not being judgemental. Be respect, as always”