Rabu, 31 Januari 2018

Dibalik Layar



Sebenernya topik kali ini sudah sangat mainstream di era sekarang, “zaman now” kalau katanya mbak mbak selebgram. Tapi seiring dengan pola pikir mereka di zaman now, ada beberapa hal yang sebenarnya “menyimpang” justru dianggap sesuatu yang alamiah, natural.

Judging stranger ? Its natural.

Blaming each other ? Thats fair.

Lalu pertanyaannya, apakah semua perbuatan  baik ataupun buruk akan dikembalikan ke konsep “manusia tidak ada yang sempurna” atau “Allah maha pemaaf” ?

Actually its not as simple as that.

Akhir – akhir ini saya merasa sangat gemas dengan beberapa orang yang justru ada di sekitar saya dan saya pun sangat mengenal baik mereka. Mengapa banyak sekali yang terlalu mudah mendescreate orang lain hanya berdasar perspektif ataupun sudut pandang mereka ?

Oke lets talk about the case. Jadi ketika saya buka salah satu sosial media, muncul postingan si mas yang sedang mengomentari satu film Indonesia yang pada saat itu lagi booming. Lebih tepatnya mengkritik sisi buruknya film itu, A, B, C dia sebutin lah “bad side” nya dan ujung-ujungnya membandingkan dengan film lain.

Di kesempatan lain, saya mendapati salah satu cuitan yang intinya berkomentar atau menyatakan ketidaksukaannya terhadap ceramah salah satu ustadz. Kalau gak salah ceramah beliau tentang “Hukum mengucapkan selamat natal dalam perspektif islam”. Mungkin si mas ini tidak sependapat dengan isi ceramah tersebut dan akhirnya menuangkan kekesalannya lewat sosial media dengan menjudge buruk ustad tersebut.

Sebenarnya tidak masalah untuk ikut beropini atau mengkritisi sesuatu hal. Kita wajib untuk berpikir kritis, asalkan tidak dengan menjatuhkan atau meremehkan pendapat orang lain. Dan bukan sesuatu yang salah untuk berkomentar di sosial media, toh itu juga akunnya sendiri, dia berhak atas untuk apa sosial media itu sendiri. Tapi bukankah lebih baik berpikir dua atau tiga kali dalam menuliskan sesuatu di ruang media publik. People said that what do you write describes who you are. Jadi jangan kaget kalau akunku isinya caption baper cause I am kind of melankolis person (lah malah curhat :D ).

Back to the topic ! Mungkin ada baiknya sebelum menilai sesuatu entah itu Film, Content Youtube, Ceramah, atau lainnya lihat dari sudut pandang lain. Istilahnya brainstorming mindset agar “oh ini loh ternyata untuk berperan di film itu harus ke luar negeri ninggalin anak istri, harus nyempetin tidur di kolong meja di sela-sela break syuting, harus ini lah itu lah”. Mungkin kita gak pernah terpikir juga kan sesusah apa perjuangan seorang ustad untuk bisa dapet beasiswa di Al Azhar, seberapa susahnya merantau dan menghafal Al Quran atau sepayah apa seorang youtuber membeli kamera,bagaimana ia harus berkali-kali membunuh rasa malu untuk bisa tampil PD di depan vlognya, dll.

Setidaknya meskipun kita mempunyai pandangan berbeda dengan orang lain ya cukuplah untuk pembelajaran kita sendiri, lha wong gurunya juga beda. Misalnya nih ada yang setuju dengan pendapat Cak Nun tapi gak setuju dengan Ust. Khalid ya sudah tidak perlu membeda-bedakan mana yang benar atau salah. Gak perlu juga dong menuliskan di twitter dan membanding-bandingkannya. Toh buat apa ? Apakah ilmu kita sudah sangat cukup untuk mengomentari pendapat beliau ? Cukup ambil yang sesuai dengan keyakinan kita, yang selaras dengan prinsip kita. Misalnya lagi kita nemu content youtube yang isinya gak sama dengan pendapat kita, cukuplah buat pembelajaran kita. Gak perlu juga kasih bad coment ataupun dislike, mungkin kita bisa berpikir “oh iya dia masih sedang belajar ngeyoutube, beli tripod, kamera, ini itu dll”. Please remind that we are just a VIEWER. Kita gak tahu seberapa susahnya orang yang ada di BALIK LAYAR.

Yahh sebenarnya sifat alami manusia memang untuk menilai satu sama lain, tapi ada lebih baiknya KEEP buat kita sendiri, jadikan untuk pembelajaran diri kita agar gak seperti orang yang kita Judge. Mungkin kalo aku pribadi gak perlu lah untuk ngeshare di sosial media kita, bahaya kalau follower kita jadi punya “bad impression” juga, siapa tau gara-gara cuitan buruk kita malah orang-orang gak jadi nonton Ayat-Ayat Cinta 2 nanti, wkwkw. Jangan dianggap menggurui ya, akupun masih sangat minim ilmu dan butuh belajar untuk lebih bijak memanfaatkan sosial media. Tapi apa salahnya mengajak orang lain untuk belajar bersama ?

“Be a critical, but not being judgemental. Be respect, as always”